Jumat, 18 September 2020

PEMBELAJARAN IPA DAN KONSEP IPA : Rancanglah sebuah orientasi solusi yang dapat diajukan dengan mengacu pada keseimbangan tiga aspek yakni Sosial, Ekonomi, dan Lingkungan.

 TUGAS AKHIR MODUL PROFESIONAL 1.

PEMBELAJARAN IPA DAN KONSEP IPA

 

 


 

SOAL TUGAS AKHIR M1

Pemanasan Global hanya dapat dikurangi dampaknya dengan melibatkan banyak solusi yang berbeda secara komprehensif, dan tidak dapat dilakukan hanya parsial saja. Rancanglah sebuah orientasi solusi yang dapat diajukan dengan mengacu pada keseimbangan tiga aspek yakni Sosial, Ekonomi, dan Lingkungan. Rancanglah minimal satu strategi untuk setiap kategori berikut:

1. Konservasi Energi

2. Transportasi

3. Energi Alternatif

4. Pendidikan

5. Penyerapan dan Penyimpanan Karbon

JAWABAN 

Berikut tabel uraian orientasi solusi dalam strategi pengurangan dampak pemanasan global menimbang aspek social, ekonomi dan lingkungan:

Kategori

Strategi pengurangan dampak pemanasan

Konservasi energy

Konservasi energy yaitu penggunaan energi dengan efisiensi dan rasional tanpa mengurangi penggunaan energi yang memang benar-benar diperlukan :

· Mengajak masyarakat menggunakan lampu hemat energy seperti lampu LED. Jika kita menggunakan lampu ini selain lebih terang, untuk daya yang digunakan juga lebih rendah dibandingkan menggunakan lampu lainnya. Untuk harga jika kita bandingkan dengan pemakaian beban antara lampu biasa dengan lampu LED akan jauh lebih hemat lampu LED. Sehingga penggunaan lampu LED jauh lebih efektif dan efisien serta ramah lingkungan

· Menggunakan dan memilih alat elektronik dan peralatan rumha tangga yang tidak menggunakan energy tinggi. Sehingga dalam pemakaiannya tidak mengurangi fungsi tetapi dapat menghemat penggunaan energy.

· Mengajak masyarakat menanam pohon atau tanaman disekitar rumah agar keadaan rumah sejuk. Ketika udara sudah sejuk kita tidak perlu lagi membutuhkan kipas angin atau AC. Kita dapat memanfaatkan lingkungan sekitar untuk mengkoservasi energy

· Melakukan gaya hidup hemat dalam memanfaatkan segala yang ada dibumi ini, dengan membiasakan pola hidup mengehmat misalnya hemat memanfaatkan air, hemat menggunakan barang-barang elektronik, mencabut kabel peralatan elektrinuk dari sumber listrik dan sebagainya.

Transportasi

· Menggunakan sepeda atau berjalan kaki untuk bepergian ketempat yang tidak terlalu jauh. Hal ini dapat mengurangi emisi gas CO2

· Mengurangi penggunaan kendaraan pribadi untuk bepergian dengan memanfaatkan angkutan umum, atau jika ingin bepergian hendaknya menghemat pemakaian kendaraan misalnya dengan bepergian ke satu tujuan dalam 1 mobil bersama dengan rombongan lainnya. Jadi tidak perlu menggunakan kendaran masing-masing. Hal ini dapat menghemat penggunaan bahan bakar dan mengurangi emisi gas CO2.

· Mengurangi intensitas perjalanan yang sekiranya tidak penting atau tidak mendesak, sehingga dapat menghemat penggunaan kendaraan dan mengurangi emisi CO2.

· Mengemudi dengan kecepatan yang standar tidak melebihi 90 km/jam, hal ini akan mengurangi emisi CO2, selain itu juga dengan mengurangi kecepatan kita dapat berkendara dengan aman dan nyaman tidak mengganggu keamanan dan kenyamanan pengendara lain.

· Ketika membeli kendaraan, pilih kendaraan yang hemat bahan bakar dan hemat energy.

Energy alternative

Banyak sekali macam sumber energy alternative yang ada dibumi ini misalnya: energy biomassa, energy matahari, angin, panas bumi, gelombang laut, energy etanol dll. Namun menimbang aspek social, ekonomi dan lingkungan berikut energy alternative yang dapat dimanfaatkan di daerah kami:

· Pemanfaatan air terjun sebagai sumber daya pembangkit tenaga listrik. Didaerah Kabupaten Kutai Barat Kalimantan Timur  banyak sekali air terjun. Yang paling tinggi air terjunnya adalah “jantur inar” Sehingga kemungkinan untuk pemanfaatan sebagai sumer energy alternative sangat efektif. Di daerah kabupaten KUtai barat hampir tiap kecamatan memiliki air terjun atau kami biasa menyebutnya dengan “jantur”

· Pemanfaatan sumber energy cahaya matahari sebagai energy alternative yaitu tenaga surya untuk menghasilkan tenaga listrik. Terutama untuk penerangan daerah kami yang terkadang masih minim sekali terutama daerah pedalaman. Apalagi daerah Kalimantan timur sinar mataharinya sangat cerah dan panas sekali sehingga sangat efektif dalam pemanfaatan matahari sebagai sumber energy altermatif.

· Pemanfaatan cangkang sawit dan serbuk kayu sebagai bahan bakar dalam pembangkit Energy biomassa, Pembangkit biomassa ini menggunakan bahan bakar dari energy baru terbarukan berupa cangkang sawit, serbuk kayu dll. Didaerah Kalimantan sangat banyak bahan material berupa cangkang sawit dan serbuk kayu sehingga sangat efektif pemanfaatan energy alternative ini Karena bahan bakunya mudah di temui dan berlimpah. Pengembangan energy ini diharapkan dapat menekan penggunaan bahan bakar fosil untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga dan listrik. Keunggulan dari biomassa ini juga merupakan sumber energy yang dapat diperbaharui dan dapat menyediakan energy yang terus berkelanjutan.

Pendidikan

Dunia pendidikan dapat dijadikan sebagi sarana dalam penyampaian informasi atau pembelajaran kepada peserta didik terkait cara penanggulangan dalam rangka mengurangi dampak pemanasan global yang ada di bumi ini. Tentu dalam hal ini diharapkan agar siswa dapat memahami serta menerapkan dan mengamalkan gaya hidup ramah lingkungan dan terbiasa hidup hemat energy dalam kehidupan sehari hari dengan benar. Hal hal yang dapat dilakukan diantaranya adalah:

· Dalam satuan pendidikan, guru merancang RPP pembelajaran dengan mengintegrasikan penerapan edukasi penanggulangan pemanasan global melalui pembelajaran dikelas dengan memberikan contoh-contoh penghematan energy dalam rangka mengedukasi siswa agar terbiasa mengamalkan gaya hidup semat energy dilingkungan sehari-hari.

· Di Sekolah guru memberikan edukasi melalui kegiatan ramah lingkungan yang dilaksakan setiap 1 kali dalam 1 bulan dalam rangka menanam pohon di lingkungan sekitar sekolah. Agar para siswa terbiasa mengamalkan gaya hidup ramah lingkungan dengan jiwa menanam pohon dan tidak merusak lingkungan

· Di Sekolah  guru memberikan workshop melalui kegiatan ekstrakurikuler cara mendaur ulang sampah dalam rangka mengurangi jumlah sampah yang dibakar dan mengelola sampah yang dapat dimanfaatkan kembali menjadi bahan kerajinan tangan sehingga bermanfaat. Misalnya bekas bungkus mie instan di gunakan sebagai bahan pembuatan kerajinan tas plastic.

· Di Sekolah  guru dan tenaga sekolah mengajak  para siswa mengurangi pengunaan plastic dengan memanfaatkan media lain sebagai wadah yang dapat digunakan kembali. Misalnya ketika ingin membeli minum es siswa dapat membawa gelas tempat minum dari rumah atau gelas disediakan oleh kantin. Jadi tidak perlu kantong plastic lagi.

· Sekolah memberikan fasilitas dengan mengajak para siswa dalam memanfaatkan sampah organic yang ada disekolah untuk dibuat kompos sebagai pupuk organic yang dapat dimanfaatkan untuk pemupukan tanaman yang ada dilingkungan sekolah. Contoh nisalnya disekolah terdapat sisa sampah dedaunan atau sisa potongan rumput dapat dimanfaatkan sebagai bahan pembuatan kompos disekolah,siswa diajak membuat pupuk kompos tersebut ,  yang nantinya hasil kompos tersebut kita manfaatkan untuk memupuk tanaman yang ada disekolah. Kegiatan ini dapat rutin dilakukan di kegiatan jumat bersih setiap hari jumat.

Penyerapan dan penyimpanan karbon

untuk mengurangi peningkatan gas CO2, salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah memperbanyak tanaman penyerap CO2, karena tanaman mampu menyerap CO2 dan mengubahnya menjadi  oksigen dan glukosa melalui proses fotosintesis dengan memanfaatkan sinar matahari. Strategi yang dapat dilakukan adalah sebagi berikut dalam mengurangi dampak pemanasan global:

· Mengajak masyarakat dengan penanaman hutan yang telah gundul dengan tanaman pohon peneduh yang cepat menyerap karbondioksida (CO2) diudara yaitu tanaman Trembesi (Albizia saman). Tanaman trembesi dapat  menyerap dan menyimpan CO2 lebih cepat. Selain di hutan kita juga dapat mananam tanaman trembesi di pekarangan rumah atau taman kota (https://www.jurnalasia.com/ragam/trembesi-penyerap-co2-terbaik-2/)

Gambar. pohon trembesi . https://foresteract.com/pohon-trembesi/

 

· Mengajak masyarakat dengan gemar menanam di sekitar rumah dengan tanaman yang menghasilkan O2 lebih banyak. Misalnya: tanaman lili paris (Chlorophytum comosum) atau yang dikenal sebagai tanaman laba-laba (spider plant). Dracaena merupakan salah satu tanaman penghasil oksigen terbaik yang dapat membersihkan udara lebih efektif ketimbang tanaman lainnya. Tanaman penghasil oksigen berikutnya yaitu lidah mertua (Sansevieria). Oksigen yang dihasilkan lidah mertua dapat meningkatkan kualitas tidur menjadi lebih nyenyak. Selain tanaman ini mengahsilkan oksigen lebih banyak tanaman ini juga dapat memperindah serta mempercantik lingkungan rumah agar terlihat sejuk.   https://kesehatan.kontan.co.id/news/berikut-9-tanaman-penghasil-oksigen-yang-bisa-beri-efek-positif-bagi-kesehatan?page=all

· Ketika membuka lahan pertanian, diharapkan masyarakat tidak membakar lahan, tetapi dengan cara mengkomposkan tanaman agar membusuk dengan cepat dan mengurangi emisi CO2 yang dihasilkan ketika membakar ladang. Kandungan karbon dalam tanah bermanfaat dalam menyuburkan tanah, Ada banyak cara untuk meningkatkan kandungan karbon dalam tanah. Menanam tanaman penutup tanah saat lahan tidak ditanami dapat memperpanjang siklus fotosintesis sepanjang tahun, menyerap sekitar setengah metrik ton CO2 per ekar per tahun. Kompos dapat meningkatkan hasil panen sekaligus menyimpan kandungan karbon di dalam tanah.

 

 

 

Dampak Ekologis Tumpahan Minyak Pertamina di teluk Balikpapan

 Dampak Ekologis Tumpahan Minyak Pertamina

di teluk Balikpapan

 

 

Pesut Mahakam yang mati akibat tumpahan minyak di Teluk Balikpapan, KALTIM

 

Pada beberapa tahun lalu di 2018 terjadi tumpahan minyak mentah milik PT Pertamina di Teluk Balikpapan.  Tumpahan minyak ini membuat geger diseluruh wilayah Indonesia. Dari citra satelit pada 2 April 2018, area tercemar minyak seluas 120 kilometer persegi atau 12.000 hektare. Tiga hari kemudian, luasannya bertambah menjadi 200 kilometer atau 20.000 hektare.

Ketika itu, pipa penyalur minyak mentah dari Terminal Lawe-lawe di Penajam Paser Utara ke kilang Balikpapan, patah. Adapun pipa penyalur berdiameter 20 inci dengan ketebalan 12 milimeter tersebut berada di dasar laut dengan kedalaman 20-25 meter.

Ahli oseanografi Institut Pertanian Bogor, Alan F. Koropitan, mengatakan tumpahan minyak dalam jumlah besar itu bisa merusak ekosistem secara meluas dan berlangsung lama. “Akan mematikan ekosistem di perairan itu,” kata dia

 

Tumpahan Minyak Pertamina di Teluk Balikpapan Cemari 7.000 Hektar Area

 

Tumpahan minyak dalam jumlah banyak dan waktu yang lama akan merusak ekosistem secara meluas bahkan dapan mematikan ekosistem di perairan tersebut. Penyebab tumpahan minyak di Teluk Balikpapan, Kalimantan Timur, berasal dari pipa bawah laut  terminal Lawe-lawe ke fasilitas refineery PT Pertamina, yang putus. Minyak mentahpun bocor dan tumpah mengotori area diperkirakan seluas 7.000 hektar,  dengan panjang pantai terdampak di sisi Kota Balikpapan dan Kabupaten Penajam Pasir Utara mencapai sekitar 60 kilometer. Kejadian ini juga menewaskan lima orang, dan merusak mangrove serta biota laut. Masyarakatpun mengeluhkan mual dan pusing karena bau minyak menyengat. Demikian antara lain isi laporan tim penanganan kejadian tumpahan minyak di Perairan Teluk Balikpapan, dan Penajam Pasir Utara.

Dalam laporan tim penanganan itu menyebutkan, dari fakta lapangan ditemukan ekosistem terdampak berupa mangrove sekitar 34 hektar di Kelurahan Kariangau, 6.000 mangrove di Kampung Atas Air Margasari, 2.000 bibit mangrove warga Kampung Atas Air Margasari dan kepiting mati di Pantai Banua Patra. Warga di area pemukiman yang banyak tumpahan minyak sudah rasakan mual dan pusing.

Krisis air bersih yang menyebabkan keseimbangan ekosistem akan terganggu

Air yang ada dikawasan teluk Balikpapan menjadi hitam akibat tumpahan minyak dari kebocoran pipa Pertamina. Hal pertama ketika sumber kehidupan yaitu air yang terkena tumpahan minyak maka hal yang terjadi adalah krisis air bersih. sifat minyak yang sulit menyatu dengan air membuat minyak yang mengapung ini terlihat berwarna hitam. Hal ini sangat berpotensi mengakibatkan terganggunya organisme yang berada pada permukaan perairan. Minyak memiliki massa yang cukup berat sehingga tidak bisa bergabung dengan air. Sehingga butuh zat kimia untuk memisahkan, hal ini akan menjadi perdebatan karena zat kimia tersebut untuk pembersihan akan mengakibatkan efek lain yang akan ditimbulkan, hal ini perlu dipertimbangkan lagi.  

 

Gambar perairan menghitam akibat tumpahan minyak

 

Dalam penanganan tumpahan minyak, menurut berita di CNN Indonesia.com  Sciencing mencatat biaya keseluruhan dan tantangan untuk membersihkan tumpahan minyak sangat besar. Sebab tumpahan minyak itu dapat terjadi di mana saja misal di lautan atau dekat daratan. Biaya yang dikeluarkan pun akan lebih mahal ketika lokasi tumpahan minyak menyebar ke lokasi lainnya. Salah satu metode yang banyak digunakan untuk mengurangi sebaran minyak adalah pengenalan mikroorganisme.

Metode itu dapat dilakukan untuk menggiring minyak ke permukaan dan berubah menjadi zat yang hampir mirip seperti gel. Namun, kelemahan dari metode ini adalah sejumlah bakteri diciptakan untuk memecah hidrokarbon. Saat sebagian besar tumpahan minyak dipecah, bakteri pindah ke bahan lain yang mengandung hidrokarbon. Selain itu metode pengenalan mikroorganisme juga dapat menyebabkan polusi udara.

Kawasan perairan Balikpapan terpapar Limbah B3

Paparan limbah B3 dikhawatirkan  terhadap  ekosistem yang ada perairan di teluk Balikpapan. Tidak menutup kemungkinan ikan-ikan yang ada disana juga terpapar limbah B3 tersebut. Menurut Undang-Undang nomor 32 tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup, limbah bahan berbahaya dan beracun (limbah B3) adalah zat, energi dan/atau komponen lain yang karena sifat, konsentrasi dan/atau jumlahnya, baik secara langsung maupun tidak langsung, dapat mencemarkan, merusak lingkungan hidup, dan/atau dapat membahayakan lingkungan hidup, kesehatan, kelangsungan hidup manusia serta makhluk hidup lainnya.

 

Gambar kawasan perairan tercemar limbah B3

 

Sedangkan menurut Wikipedia Bahan Berbahaya dan Beracun atau kerap disingkat B3 adalah zat atau bahan-bahan lain yang dapat membahayakan kesehatan atau kelangsungan hidup manusia, makhluk lain, dan atau lingkungan hidup pada umumnya. Karena sifat-sifatnya itu, bahan berbahaya dan beracun serta limbahnya memerlukan penanganan yang khusus. Selanjutnya, menurut California Department of Toxic Substance Control, limbah B3 didefinisikan sebagai limbah dengan karakteristik tertentu, yang berpotensi membahayakan kesehatan manusia dan lingkungan.Dari beberapa sumber tersebut, secara sederhana Limbah B3 adalah limbah yang dapat merusak kelangsungan hidup manusia beserta makhluk hidup lainnya.

Tanaman  bakau / mangrove  tercemar tumpahan minyak.

Sementara paparan minyak juga berpotensi terhadap keberlangsungan hidup 17.000 ha manggrove. Adapun lima kawasan Padang Lamun di teluk Balikpapan terancam mati, dan empat jenis mamalia dilindungi terpaksa menjauh dari habitat, yaitu pesut, lumba-lumba hidung botol, lumba-lumba tanpa sirip belakang dan dugong.

 

Gambar Tanaman bakau tercemar tumpahan minyak

Alan berharap pemerintah dan Pertamina bisa secepatnya membersihkan perairan tersebut dari minyak. Sebab, minyak yang memiliki kepadatan tinggi itu terus menutupi permukaan perairan dan menghalangi sinar matahari, sehingga proses fotosintesis bisa terganggu. Akibatnya, dalam jangka panjang, ekosistem di wilayah tersebut bisa mati.

Potensi pencemaran minyak di laut juga merusak ekosistem mangrove, Ihsan memaparkan minyak tersebut berpengaruh terhadap sistem perakaran mangrove yang berfungsi dalam pertukaran CO2 dan O2. "Di mana akar tersebut akan tertutup minyak sehingga kadar oksigen dalam akar berkurang."

Jika minyak mengendap dalam waktu yang cukup lama akan menyebabkan pembusukan pada akar mangrove yang mengakibatkan kematian pada tumbuhan mangrove tersebut. Tumpahan minyak, sebut dia, juga akan menyebabkan kematian fauna-fauna yang hidup berasosiasi dengan hutan mangrove seperti moluska, kepiting, ikan, udang, dan biota lainnya.

Senyawa hidrokarbon yang terkandung dalam minyak bumi berupa benzene, touleuna, ethylbenzen, dan isomer xylena, dikenal sebagai BTEX, merupakan komponen utama dalam minyak bumi, bersifat mutagenic dan karsinogenik pada manusia. “Senyawa ini bersifat rekalsitran, yang artinya sulit mengalami perombakan di alam, baik di air maupun didarat, sehingga hal ini akan mengalami proses biomagnetion pada ikan ataupun pada biota laut lain.”

Bila senyawa aromatic tersebut masuk ke dalam darah, akan diserap oleh jaringan lemak dan akan mengalami oksidasi dalam hati membentuk phenol. Kemudian pada proses berikutnya terjadi reaksi konjugasi membentuk senyawa glucuride yang larut dalam air, kemudian masuk ke ginjal.

Dengan begitu banyaknya potensi kerusakan yang ditimbulkan oleh peristiwa tumpahnya minyak di Teluk Balikpapan yang begitu banyak menimbulkan keruskan ekositem pesisir serta lambatnya penanganan dari pihak terkait. Pihaknya berharap untuk menuntaskan permasalahan ini dan meminta pertanggung jawaban atas kerusakan yang telah di timbulkan. "Kembalikan ekosistem laut kami yang biru bukan yang hitam."

 

5 kawasan padang lamun di Teluk Balikpapan terancam mati.

Adapun lima kawasan Padang Lamun di teluk Balikpapan terancam mati, dan empat jenis mamalia dilindungi terpaksa menjauh dari habitat, yaitu pesut, lumba-lumba hidung botol, lumba-lumba tanpa sirip belakang dan dugong.

 

Gambar padang lamun yang rusak akibat tumpahan minyak

 

Padang lamun adalah ekosistem khas di laut dangkal pada wilayah perairan hangat dengan dasar pasir dan didominasi oleh tumbuhan lamun, sekelompok tumbuhan anggota bangsa Alismatales yang beradaptasi di air asin. Padang lamun biasanya hanya dapat terbentuk pada bagian perairan laut yang dangkal (kurang dari tiga meter) namun dasarnya tidak pernah terbuka dari perairan (selalu tergenang). Ia dapat dianggap sebagai bagian dari ekosistem mangrove, walaupun padang lamun dapat berdiri sendiri. Padang lamun juga dapat dilihat sebagai ekosistem antara ekosistem mangrove dan ekosistem terumbu karang.  

 

Penurunan jumlah pesut Mahakam  yang ditandai dengan seekor pesut mati akibat tumpahan minyak .

Pesut adalah binatang endemic yang ada di kalimatan timur . Pesut mahakam (Latin:Orcaella brevirostris) adalah sejenis hewan mamalia yang sering disebut lumba-lumba air tawar yang berstatus terancam. Pesut ini dinamakan Pesut mahakam karena banyak ditemukan di perairan Sungai Mahakam, tetapi kalangan peneliti barat lebih mengenal hewan ini dengan nama Irrawaddy Dolphin. Berdasarkan data tahun 2018, populasi hewan ini tinggal 80 ekor saja di perairan sungai-sungai di Kalimantan dan menempati urutan tertinggi dari daftar satwa Indonesia yang terancam punah.

 

Gambar pesut Mahakam yang mati akibat pencemaran air dari tumpahan minyak

Di Kalimantan, populasi hewan ini terus menyusut akibat habitatnya terganggu, terutama makin sibuknya lalu-lintas perairan Sungai Mahakam, serta tingginya tingkat erosi dan pendangkalan sungai akibat pengelolaan hutan di sekitarnya. Kelestarian Pesut mahakam juga diperkirakan terancam akibat terbatasnya bahan makanan berupa udang dan ikan, karena harus bersaing dengan para nelayan di sepanjang Sungai Mahakam.

Dalam kasus tumpahan minyak yang terjadi di Teluk Balikpapan menurut berita di CNN dalam video youtube  https://www.youtube.com/watch?v=pljyuSRGxLw satu ekor pesut mati dapat menunjukkan berapa banyak kemungkinan binatang serupa yang keracunan, karena pada saaat dilakukan autopsy terhadap pesut ini ditemukan cairan minyak yang ada di  organ tubuh pesut tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa tumpahan minyak sangat merugikan bahkan membunuh makhluk hidup langka serta biota laut lain yang ada di dalam perairan teluk Balikpapan.

Tumpahan minyak mengakibatkan Plankton musnah

Berkurangnya intensistas cahaya secara drastis akan menghambat fitoplankton untuk berfotosintesis, dan dapat memutus rantai makanan pada daerah tersebut. “Maka, secara langsung akan mengurangi laju produktivitas primer pada daerah tersebut karena terhambatnya pertumbuhan fitoplankton,”

Sementara pada minyak yang tenggelam dan terakumulasi di dalam sedimen sebagai deposit hitam pada pasir dan batuan-batuan di pantai, akan mengganggu organisme interstitial maupun organisme intertidal.

Organisme disebutkan terakhir hidup berada pada daerah pasang surut. Efeknya, adalah ketika minyak tersebut sampai ke pada bibir pantai, maka organisme yang rentan terhadap minyak seperti kepiting, amenon, moluska dan lainnya akan mengalami hambatan pertumbuhan, bahkan dapat mengalami kematian. Hal ini tampak jelas terlihat saat ini di sepanjang pantai Balikpapan.

Adanya lapisan minyak dijelaskan juga akan menghalangi pertukaran gas dari atmosfer dan mengurangi kelarutan oksigen yang akhirnya sampai pada tingkat tidak cukup untuk mendukung bentuk kehidupan laut yang aerob.

Lapisan minyak yang tergenang tersebut juga akan mempengarungi pertumbuhan rumput laut, lamun dan tumbuhan laut lainnya jika menempel pada permukaan daunnya, karena dapat mengganggu proses metabolisme pada tumbuhan tersebut seperti respirasi.

Dinamisator Jaringan Advokasi Tambang Kalimantan Timur, Pradarma Rupang, mengatakan ada sedikitnya 18 temuan kerugian akibat tumpahnya minyak mentah di Teluk Balikpapan. Peristiwa tersebut telah mengakibatkan tewasnya lima nelayan.

Kerugian lain adalah rusaknya ekosistem di pesisir Balikpapan hingga radius 80 kilometer, berpindahnya spesies mamalia seperti pesut akibat terkena ceceran minyak, hingga hilangnya mata pencarian ratusan nelayan.

Pradarma mengingatkan, kejadian ini bukan yang pertama. Peristiwa yang sama juga pernah terjadi pada 2004 dan 2017. Karena itu, dia mendesak supaya keamanan pipa minyak Pertamina diaudit.

“Kami tidak pernah tahu bagaimana proses audit internal mengenai keamanan dari manajemen pengelolaan pipa minyak Pertamina,” kata dia.

Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya sudah meminta Pertamina membantu menangani dampak kerusakan ekosistem di lokasi tersebut. Selain itu, upaya penegakan hukum akan dilakukan.

“KLHK akan memeriksa hukum perdata dan sanksi administratif, serta mediasi masyarakat,” ujarnya.

Sementara itu, Manajer Komunikasi Pertamina wilayah Kalimantan, Yudi Nugraha, belum bersedia berkomentar banyak soal tumpahan minyak. Ia baru memastikan bahwa koordinasi antara Pertamina dan Kepolisian Daerah Kalimantan Timur sudah dilakukan.

“Direktorat reserse kriminal telah mendatangkan tim laboratorium forensik untuk menyelidiki detail pipa dan minyak untuk menyelidiki apa yang menjadi penyebab pipa tersebut terseret hingga putus,” kata dia.

Penanggulangan Tumpahan Minyak

Pasca terjadinya kecelakaan tumpahan minyak, pertama, yang perlu dilakukan adalah mengetahui secara cepat dan akurat wilayah persebarannya, baik secara visual langsung, maupun hasil penginderaan jauh (remote sensing). Berbagai cara penanggulangan dilakukan seperti in-situ burning, penyisihan secara mekanis, teknik bioremediasi, penggunaan sorbent, dan penggunaan bahan kimia dispersan, serta metode lainnya tergantung kasus yang terjadi.

Untuk Teknik Bioremediasi, terdapat dua pendekatan yang dapat digunakan dalam bioremediasi tumpahan minyak: (1) bioaugmentasi, di mana mikroorganisme pengurai ditambahkan untuk melengkapi populasi mikroba yang telah ada, dan (2) biostimulasi, di mana pertumbuhan bakteri pengurai hidrokarbon asli dirangsang dengan cara menambahkan nutrien dan atau mengubah habitatnya.

Hingga sekarang teknologi itu terus dikembangkan termasuk penggunaan bakteri. Indonesia perlu mengoptimalkan bidang ini menimbang laut Indonesia memiliki berbagai macam jenis bakteri yang dapat mendegradasi minyak, salah satunya bakteri hidrokarbonoklastik Pseudomonas Sp yang mampu mendegradasi berbagai jenis hidrokarbon.

Upaya yang lebih strategis adalah tindakan preventif untuk mengantisipasi terjadinya kecelakaan tumpahan minyak itu sendiri. Rendahnya kesadaran akan aspek lingkungan di Indonesia, baik secara individu, kelompok, maupun institusi, menjadi restriksi dari implementasi upaya pencegahan dini. Upaya penyadaran lingkungan ini bisa melalui pendidikan publik, hingga pemberian sanksi yang tegas apabila terjadi pelanggaran atas pencemaran lingkungan.

Hal ini mengacu pada sistem existing bahwa Indonesia telah meratifikasi Civil Liability Convention for Oil Pollution Damage (CLC 1969), melalui Keppres No. 18 Tahun 1978.  Tujuan dari CLC 1969 adalah untuk menetapkan suatu sistem yang seragam terkait kompensasi karena tumpahan minyak di laut. Konvensi ini memungkinkan korban untuk menuntut kompensasi kepada pemilik kapal, sehingga sering disebut bahwa konvensi ini menganut chanelling of liability (kanalisasi pertanggung-jawaban), yaitu pertanggung-jawaban dibebankan kepada pihak tertentu, dalam hal ini pemilik kapal.

Konvensi ini pun mencoba untuk menetapkan suatu keseimbangan antara kepentingan para korban dan kepentingan pemilik kapal yang telah menyebabkan kerugian.  Karena itulah, maka di satu pihak, hak para korban untuk menuntut kompensasi terjamin dengan diberlakukannya strict liability, tapi di sisi lain, dengan adanya pengecualian-pengecualian tertentu, maka kepentingan para pemilik kapal pun terlindungi. Melalui konvensi inilah strict liability masuk ke Indonesia, dan kemudian diadopsi dalam undang-undang lingkungan hidup Indonesia sejak tahun 1982.

Selain itu, dalam kaitannya dengan pencegahan dini, setiap perusahaan migas Indonesia juga harus mencanangkan program Zero Spill Operation, yaitu dengan menetapkan target khusus yang disepakati untuk mencapai zero spill operation. Untuk mencapai target tersebut, perusahaan perlu memiliki aturan wajib dan rigid untuk mencegah terjadinya kebocoran atau tumpahan minyak, dan konsisten menerapkan aturan tersebut.

Kedua, mengetahui luasnya lingkup peristiwa tumpahan minyak yang menyangkut multisektor, mulai dari pangan, sosial, habitat, pariwisata, kesehatan, dll., maka diperlukan keterlibatan berbagai instansi, koordinasi di  antara instansi pemerintah, lembaga penelitian, lembaga pendidikan, swasta, dan masyarakat sekitar. Dalam pelaksanaannya, diperlukan keterlibatan stakeholders terkait yang berada di bawah manajemen pemerintah untuk bersama-sama melakukan penanggulangan yang terpadu dan komprehensif. Tinjauan ulang konsesi atau kegiatan migas juga perlu diperketat untuk mengafirmasi tuntutan hukum atas pihak yang bertanggung-jawab dalam kecelakaan tumpahan minyak.

Ketiga, perlunya peningkatan kualitas sumber daya manusia untuk meneliti dan menanggulangi pencemaran minyak. Dampak pencemaran yang sedemikian luas, termasuk untuk organisme renik sudah semestinya dikalkulasi secara komprehensif, sehingga mampu memprediksikan dampaknya dalam jangka panjang. Terlebih, persoalan pencemaran minyak di laut dan pantai Indonesia, hingga kini belum menjadi persolan utama pencemaran lingkungan hidup. Barangkali, perlu dibuat specific executing agency sebagai satuan badan atau tim khusus yang secara spesifik mengatasi permasalahan ini di tiap-tiap pantai yang berpotensi terjadi tumpahan minyak.

(WARJUNI)

 

MAKALAH RADAR

 SISTEM KERJA

RADAR (Radio Detection and Ranging)

 

 

 

Nama : Warjuni, S.Pd

PPG :  IPA

Tahun : 2020

 

 

 

 

 

 

BAB 1

PENDAHULUAN

 

A. LATAR BELAKANG MASALAH

Dalam kehidupan kita sering mendengar kata “ RADAR”, Radar adalah suatu sistem gelombang elektromagnetik yang berguna untuk mendeteksi, mengukur jarak dan membuat map benda-benda seperti pesawat terbang, berbagai kendaraan bermotor dan informasi cuaca (hujan).

Radar merupakan salah satu teknologi yang cukup berkembang dalam dunia penerbangan. Radar dapat menggantikan fungsi mata manusia untuk memantau objek pada jarak jauh dalam jangkauan yang telah ditentukan dalam spesifikasinya. Radar merupakan suatu sistem yang memanfaatkan gelombang elektromagnetik untuk mengidentifikasi jarak, ketinggian, arah, maupun kecepatan benda yang diam atau bergerak.

Istilah radar diciptakan pada tahun 1941 yang merupakan singkatan dari Radio Detection and Ranging. Radar digunakan dalam banyak konteks, termasuk dalam bidang pengendalian lalu lintas udara (Air Traffic Control) maupun laut, yaitu untuk mendeteksi pesawat ataupun kapal, baik ketika berada di landasan/dermaga maupun di udara/laut. Lalu bagaimanakah system kerja radar dan manfaatnya dalam berbagai bidang?

 

B. RUMUSAN MASALAH

Adapun rumusan permasalahannya adalah sebagai berikut:

1. Apa yang dimaksud dengan Radar dan sejarahnya?

2. Apa saja komponen dari Radar?

3. Apa saja jenis radar dan klasifikasinya?

4. Bagaimana prinsisp kerja atau system kerja Radar?

5. Apa saja manfaat radar dalam berbagai bidang?

C. TUJUAN DAN MANFAAT

Adapun tujuan dan manfaat dari penulisan makalah ini adalah:

1. Mengetahui sejarah dan pengertian radar

2. Mengetahui komponen dan klasifikasi radar

3. Memahami jenis radar dan klasifikasinya

4. Memahami system kerja radar

5. Memahami manfaat dari radar dalam berbagai bidang

BAB. II

PEMBAHASAN

 

1. PENGERTIAN RADAR

Radar adalah singkatan dari Radio Detection And (Radio) Ranging. Sesuai dengan namanya radar digunakan untuk mendeteksi posisi pesawat yang dinyatakan dengan arah atau azimuth yang mengacu pada arah Utara dan pada jarak (range) tertentu dari antena.

Panjang gelombang yang dipancarkan radar adalah beberapa milimeter hingga satu meter. Gelombang radio/sinyal yang dipancarkan dan dipantulkan dari suatu benda tertentu akan ditangkap oleh radar. Dengan menganalisa sinyal yang dipantulkan tersebut, pemantul sinyal dapat ditentukan lokasinya dan kadangkadang dapat juga ditentukan jenisnya. Meskipun sinyal yang diterima relatif lemah/kecil, namun radio sinyal tersebut dapat dengan mudah dideteksi dan diperkuat oleh radar.

 

Gambar radar antenna : https://id.wikipedia.org/wiki/Berkas:Radar_antenna.jpg 

Radar bekerja dengan menggunakan gelombang radio yang dipantulkan dari permukaan objek.Radar menghasilkan sinyal energi elektromagnetik yang difokuskan oleh antenna dan ditransmisikan ke atmosfer. Benda yang berada dalam alur sinyal elektromagnetik ini yang disebut objek, menyebarkan energi elektromagnetik tersebut. Sebagian dari energi elektromagnetik tersebut disebarkan kembali ke arah radar. Antena penerima yang biasanya juga antenna pemancar menangkap sebaran balik tersebut dan memasukkannya ke alat yang disebut receiver.

Sedangkan alat pendeteksi konvensional, radar atau kepanjangannya Radio Detection and Ranging, menggunakan gelombang radio untuk pendeteksian. Jika gelombang yang dipancarkan mengenai benda (dalam hal ini adalah pesawat) akan berbalik arah, dan waktu yang diperlukan untuk kembali lewat alat penerima dapat mengetahui informasi jarak, kecepatan, arah, dan ketinggian.

Ketika kita menggunakan radar, kita pasti ingin mencapai salah satu dari tiga hal dibawah ini:

Mendeteksi kehadiran sebuah objek dari jarak jauh. Umumnya objek tersebut bergerak, seperti pesawat terbang. Tapi radar juga bisa digunakan mendeteksi objek-objek yang terkubur di dalam tanah. Dalam beberapa kasus, radar bisa mengenali tipe pesawat yang dideteksinya.

Mendeteksi kecepatan sebuah objek

Memetakan sesuatu, misalnya orbit satelit dan pesawat ruang angkasa.

 

2. SEJARAH SINGKAT RADAR

Seorang ahli fisika Inggris bernama James Clerk Maxwell mengembangkan dasar-dasar teori tentang elektromagnetik pada tahun 1865. Setahun kemudian, seorang ahli fisika asal Jerman bernama Heinrich Rudolf Hertz berhasil membuktikan teori Maxwell mengenai gelombang elektromagnetik dengan menemukan gelombang elektromagnetik itu sendiri.

Pendeteksian keberadaan suatu benda dengan menggunakan gelombang elektromagnetik pertama kali diterapkan oleh Christian Hülsmeyer pada tahun 1904. Bentuk nyata dari pendeteksian itu dilakukan dengan memperlihatkan kebolehan gelombang elektromagnetik dalam mendeteksi kehadiran suatu kapal pada cuaca yang berkabut tebal. Namun di kala itu, pendeteksian belum sampai pada kemampuan mengetahui jarak kapal tersebut.

Pada tahun 1921, Albert Wallace Hull menemukan magnetron sebagai tabung pemancar sinyal/transmitter yang efisien. Kemudian transmitter berhasil ditempatkan pada kapal kayu dan pesawat terbang untuk pertama kalinya secara berturut-turut oleh A. H. Taylor dan L. C. Young pada tahun 1922 dan L. A. Hyland dari Laboratorium Riset kelautan Amerika Serikat pada tahun 1930.

Istilah radar sendiri pertama kali digunakan pada tahun 1941, menggantikan istilah dari singkatan Inggris RDF (Radio Directon Finding), tetapi perkembangan radar itu sendiri sudah mulai banyak dikembangkan sebelum Perang Dunia II oleh ilmuwan dari Amerika, Jerman, Prancis dan Inggris. Dari sekian banyak ilmuwan, yang paling berperan penting dalam pengembangan radar adalah Robert Watson-Watt asal Skotlandia, yang mulai melakukan penelitiannya mengenai cikal bakal radar pada tahun 1915. Pada tahun 1920-an, ia bergabung dengan bagian radio National Physical Laboratory. Di tempat ini, ia mempelajari dan mengembangkan peralatan navigasi dan juga menara radio. Watson-Watt menjadi salah satu orang yang ditunjuk dan diberikan kebebasan penuh oleh Kementrian Udara dan Kementrian Produksi Pesawat Terbang untuk mengembangkan radar. Watson-Watt kemudian menciptakan radar yang dapat mendeteksi pesawat terbang yang sedang mendekat dari jarak 40 mil (sekitar 64 km). Dua tahun berikutnya, Inggris memiliki jaringan stasiun radar yang berfungsi untuk melindungi pantainya.

Pada awalnya, radar memiliki kekurangan, yakni gelombang elektromagnetik yang dipancarkannya terpancar di dalam gelombang yang tidak terputus-putus. Hal ini menyebabkan radar mampu mendeteksi kehadiran suatu benda, tetapi tidak pada lokasi yang tepat. Terobosan pun akhirnya terjadi pada tahun 1936 dengan pengembangan radar berdenyut (pulsed). Dengan radar ini, sinyal diputus secara berirama sehingga memungkinkan untuk mengukur antara gema untuk mengetahui kecepatan dan arah yang tepat mengenai target.

Sementara itu, terobosan yang paling signifikan terjadi pada tahun 1939 dengan ditemukannya pemancar gelombang mikro berkekuatan tinggi . Keunggulan dari pemancar ini adalah ketepatannya dalam mendeteksi keberadaan sasaran, tidak peduli dalam keadaan cuaca apapun. Keunggulan lainnya adalah bahwa gelombang ini dapat ditangkap menggunakan antena yang lebih kecil, sehingga radar dapat dipasang di pesawat terbang dan benda-benda lainnya. Hal ini yang pada akhirnya membuat Inggris menjadi lebih unggul dibandingkan negara-negara lainnya di dunia. Pada tahun-tahun berikutnya, sistem radar berkembang lebih pesat lagi, baik dalam hal tingkat resolusi dan portabilitas yang lebih tinggi, maupun dalam hal peningkatan kemampuan sistem radar itu sendiri sebagai pertahanan militer.

3. SISTEM KERJA RADAR

Konsep radar adalah mengukur jarak dari sensor ke target. Ukuran jarak tersebut didapat dengan cara mengukur waktu yang dibutuhkan gelombang elektromagnetik selama penjalarannya mulai dari sensor ke target dan kembali lagi ke sensor. Konsep radar hampir sama dengan metode seismik pada geofisika.

 

Gambar system kerja radar : https://sumberbelajar.belajar.kemdikbud.go.id/sumberbelajar/tampil/Radar-31/konten5.html 

Radar pada umumnya beroperasi dengan menyebar tenaga elektromagnetik terbatas di dalam piringan antena yang bertujuan untuk menangkap sinyal dari benda yang melintas pada daerah tangkapan yang bersudut 20o – 40o. Ketika suatu benda masuk dalam daerah tangkapan antena, maka sinyal yang ditangkap akan diteruskan ke pusat sistem radar dan akan diproses hingga benda tersebut nantinya akan tampak dalam layar monitor/display.

Pengukuran Jarak

Transit waktu Salah satu cara untuk mengukur jarak suatu benda adalah dengan mengirimkan gelombang pendek sinyal radio (radiasi elektromagnetik) dan mengukur waktu yang dibutuhkan untuk refleksi untuk kembali. Jaraknya satu setengah dari waktu bolak balik (karena sinyal telah melakukan perjalanan ke target dan kemudian kembali ke penerima) dan kecepatan sinyal. Karena gelombang radio bergerak pada kecepatan cahaya, pengukuran jarak yang akurat membutuhkan kinerja perangkat elektronik yang tinggi. Dalam kebanyakan kasus, penerima tidak mendeteksi kembali sementara sinyal

sedang ditransmisikan. Melalui penggunaan duplexer, radar beralih antara transmisi dan menerima pada tingkat yang telah ditentukan. Efek yang sama memberlakukan jangkauan maksimum juga. Untuk memaksimalkanjangkauan, waktu antar pengiriman sinyal harus diperpanjang, disebut sebagai waktu yang pulsa pengulangan, atau timbal balik.

 

Frekuensi modulasi

cara lain pengukuran jarak didasarkan pada modulasi frekuensi. Frekuensi perbandingan antara dua sinyal jauh lebih akurat, bahkan dengan peralatan elektronik yang lebih tua, dari timing sinyal. Dengan mengukur frekuensi dari sinyal kembali dan membandingkan bahwa dengan yang asli, perbedaan dapat dengan mudah diukur. Teknik ini dapat digunakan dalam radar gelombang kontinu dan sering ditemukan di altimeter radar pesawat. Dalam sistem ini "pembawa" sinyal radar frekuensi modulasi dengan cara diprediksi, biasanya bervariasi atas dan ke bawah dengan gelombang sinus atau pola gigi gergaji pada frekuensi audio. Sinyal tersebut kemudian dikirim keluar dari satu antena dan menerima yang lain, biasanya terletak di bagian bawah pesawat terbang, dan sinyal dapat terus menerus dibandingkan dengan menggunakan frekuensi modulasi beat sederhana yang menghasilkan nada frekuensi audio dari sinyal kembali dan sebagian dari sinyal yang ditransmisikan.

 

4. KOMPONEN PENYUSUN RADAR

Ada tiga komponen utama yang tersusun di dalam sistem radar, yaitu antena, transmitter (pemancar sinyal) dan receiver (penerima sinyal) .

a. Antenna

 

Gambar 1. Antenna radar reflector berbentuk parabola

https://sumberbelajar.belajar.kemdikbud.go.id/sumberbelajar/tampil/Radar-31/konten4.html 

 

Gambar 2. antenna radar merupakan dwikutub

https://sumberbelajar.belajar.kemdikbud.go.id/sumberbelajar/tampil/Radar-31/konten4.html 

 

 

Gambar 3. antenna penangkap pusat system radar

https://sumberbelajar.belajar.kemdikbud.go.id/sumberbelajar/tampil/Radar-31/konten4.html 

 

Antena yang terletak pada radar merupakan suatu antena reflektor berbentuk piring parabola yang menyebarkan energi elektromagnetik dari titik fokusnya dan dipantulkan melalui permukaan yang berbentuk parabola (gambar 1). Antena radar memiliki dua kutub (dwikutub) (gambar 2). Input sinyal yang masuk dijabarkan dalam bentuk phased-array (bertingkat atau bertahap). Ini merupakan sebaran unsur-unsur objek yang tertangkap antena dan kemudian diteruskan ke pusat sistem RADAR (gambar 3).

b. Transmitter (pemancar sinyal)

 

Gambar pemancar sinyal 

https://sumberbelajar.belajar.kemdikbud.go.id/sumberbelajar/tampil/Radar-31/konten4.html 

Pada sistem radar, pemancar sinyal (transmitter) berfungsi untuk memancarkan gelombang elektromagnetik melalui antena. Hal ini dilakukan agar sinyal objek yang berada didaerah tangkapan radar dapat dikenali. Pada umumnya, transmitter memiliki bandwidth dengan kapasitas yang besar. Transmitter juga memiliki tenaga yang cukup kuat, efisien, bisa dipercaya, ukurannya tidak terlalu besar dan tidak terlalu berat, serta mudah dalam hal perawatannya.

c. Receiver (penerima sinyal )

Pada sistem radar, penerima sinyal (receiver) berfungsi sebagai penerima kembali pantulan gelombang elektromagnetik dari sinyal objek yang tertangkap oleh radar melalui reflektor antena. Pada umumnya, receiver memiliki kemampuan untuk menyaring sinyal yang diterimanya agar sesuai dengan pendeteksian yang diinginkan, dapat memperkuat sinyal objek yang lemah dan meneruskan sinyal objek tersebut ke pemroses data dan sinyal (signal and data processor), dan kemudian menampilkan gambarnya di layar monitor (display). Selain tiga komponen di atas, sistem radar juga terdiri dari beberapa komponen pendukung lainnya, yaitu

§ Waveguide, berfungsi sebagai penghubung antara antena dan transmitter.

§ Duplexer, berfungsi sebagai tempat pertukaran atau peralihan antara antena dan penerima atau pemancar sinyal ketika antena digunakan dalam kedua situasi tersebut.

§ Software, merupakan suatu bagian elektronik yang berfungsi mengontrol kerja seluruh perangkat dan antena ketika melakukan tugasnya masing-masing.

5. JENIS RADAR

Jenis-jenis Radar

a) Doppler Radar

Radar Doppler merupakan jenis radar yang menggunakan dfek Doppler untuk mengukur kecepatan radial dari sebuah obyek yang masuk daerah tangkapan radar. Radar jenis ini sangat akurat dalam mengukur kecepatan radial. Contoh Radar Doppler yaitu radar yang digunakan untuk mendeteksi cuaca.

b) Bistatic Radar

Radar Bistatic adalah jenis sistem radar yang mempunyai komponen pemancar dan penerima sinyal dipisahkan oleh suatu jarak yang dapat dibanding dengan jarak target. Obyek dideteksi berdasarkan pantulan sinyal dari obyek tersebut ke pusat antena. Contoh Radar Bistatic yaitu radar pasif.

 

6. KLASIFIKASI RADAR

a. Berdasarkan bentuk gelombang (Waveform) 

a. Continuous Wave/CW (Gelombang Berkesinambungan), merupakan radar yang menggunakan transmitter dan antena penerima (receive antenna) secara terpisah, di mana radar ini terus menerus memancarkan gelombang elektromagnetik. Radar CW yang tidak termodulasi dapat mengukur kecepatan targetmelalui serta posisi sudut target secara akurat. Radar CW yang tidak termodulasi biasanya digunakan untuk mengetahui kecepatan target dan menjadi pemandu rudal (missile guidance).

b. Pulsed Radars/PR (Radar Berdenyut), merupakan radar yang gelombang elektromagnetiknya diputus secara berirama. Frekuensi denyut radar (Pulse Repetition Frequency/PRF) dapat diklasifikasikan menjadi 3 bagian, yaitu PRF highPRF medium dan PRF low.

b. Berdasarkan Jumlah Antennanya

1) Radar Monostatis: Monostatic radar adalah jenis radar yang hanya memiliki sebuah antenna yang digunakan untuk memancarkan maupun menerima sinyal. Radar ini memiliki suatu bagian yang disebut duplexer untuk memisahkan antara penerima dan pemancar. Radar monostatic biasanya menggunakan bentuk gelombang (Waveform) Namun dapat juga menggunakan CW. Untuk desain radar monostatic CW digunakan suatu alat yang disebut circulator untuk memisahkan antara gelombang yang dipancarkan dan diterima. Radar jenis ini mendominasi jenis-jenis radar yang ada saat ini.

2) Radar Bistatis/Multistatis: Bistatic radar merupakan suatu jenis sistem radar yang komponennya terdiri dari pemancar sinyal (transmitter) dan satu atau lebih penerima sinyal (receiver), di mana kedua komponen tersebut terpisah. Kedua komponen itu dipisahkan oleh suatu jarak yang dapat dibandingkan dengan jarak target/objek. Objek dapat dideteksi berdasarkan sinyal yang dipantulkan oleh objek tersebut ke pusat antena. Berdasarkan pemancarnya radar Bi/Multistatic dapat dibagi lebih lanjut menjadi dua macam yaitu:

· Radar Bi-Static Kooperatif: Yaitu radar Bi-static yang pemancarnya sudah terintegrasi dengan unit radarnya, Contoh dari radar ini cukup banyak, di antaranya adalah radar OTH (Over The Horizon) seperti Jindalee dan radar Struna-1MU buatan Rusia.

· Radar Bi-Static Non-Kooperatif: Yaitu Radar Bi-static yang pemancarnya tidak terintegrasi dengan unit radarnya, misalnya adalah Silent Sentry buatan Lockheed martin yang memanfaatkan pemancar seperti Stasiun Televisi atau Radio.

 

7. APLIKASI DAN PEMANFAATAN RADAR DALAM BERBAGAI BIDANG

a. Prakiraan cuaca

Weather Radar, merupakan jenis radar cuaca yang memiliki kemampuan untuk mendeteksi intensitas curah hujan dan cuaca buruk, misalnya badai.

Wind Profiler, merupakan jenis radar cuaca yang berguna untuk mendeteksi kecepatan dan arah angin dengan menggunakan gelombang suara (SODAR).

Radar cuaca, juga disebut radar pengawasan cuaca/weather surveillance radar (WSR) dan radar cuaca Doppler, adalah sebuah jenis radar yang digunakan untuk mencari curah hujan, menghitung gerakannya, dan memperkirakan jenisnya (hujan, salju, hujan es dan lain-lain). Radar cuaca modern sebagian besar merupakan radar pulse- Doppler, mampu mendeteksi gerakan tetesan hujan di samping intensitas curah hujan. Kedua jenis data yang dapat dianalisis untuk menentukan struktur badai dan potensi mereka yang menyebabkan cuaca buruk.

Selama Perang Dunia II, operator radar menemukan bahwa cuaca yang menyebabkan gema pada layar mereka, masking target musuh potensial. Teknik yang dikembangkan untuk menyaring mereka, tetapi para ilmuwan mulai mempelajari fenomena. Segera setelah perang, kelebihan radar digunakan untuk mendeteksi curah hujan. Sejak itu, radar cuaca telah berkembang sendiri dan sekarang digunakan oleh layanan cuaca nasional, departemen penelitian di universitas, dan di siaran berita televisi. Gambar mentah secara rutin digunakan dan perangkat lunak khusus dapat mengambil data radar untuk membuat perkiraan jangka pendek posisi masa depan dan intensitas hujan, salju, hujan es, dan fenomena cuaca lainnya. Output Radar bahkan dimasukkan ke dalam model prediksi cuaca numerik untuk meningkatkan analisis dan perkiraan.

b. Militer

Airborne Early Warning (AEW), merupakan sebuah sistem radar yang berfungsi untuk mendeteksi posisi dan keberadaan pesawat terbang lain. Sistem radar ini biasanya dimanfaatkan untuk pertahanan dan penyerangan udara dalam dunia militer.

Radar pemandu peluru kendali, biasa digunakan oleh sejumlah pesawat tempur untuk mencapai sasaran/target penembakan. Salah satu pesawat yang menggunakan jenis radar ini adalah pesawat tempur Amerika Serikat F-14. Dengan memasang radar ini pada peluru kendali udara (AIM-54 Phoenix), maka peluru kendali yang ditembakkan ke udara itu (air-to-air missile) diharapkan dapat mencapai sasarannya dengan tepat.

Radar peringatan dini adalah sebuah sistem radar yang digunakan terutama untuk deteksi jarak jauh dari target, yaitu, memungkinkan pertahanan untuk waspada sedini mungkin sebelum penyusup mencapai target, memberikan pertahanan waktu maksimum yang akan beroperasi. Ini berbeda dengan sistem yang digunakan terutama untuk pelacakan atau gun laying, yang cenderung rentang lebih pendek tetapi menawarkan akurasi yang jauh lebih tinggi.

c. Kepolisian

Radar biasa dimanfaatkan oleh kepolisian untuk mendeteksi kecepatan kendaraan bermotor saat melaju di jalan. Radar yang biasa digunakan untuk masalah ini adalah radar gun (radar kecepatan) yang berbentuk seperti pistol dan microdigicam radar.

Radar kecepatan disebut juga sebagai pistol radar atau speed gun ataupun laser gun adalah alat pengukur kecepatan kendaraan bermotor dengan prisip Dopler, merupakan perangkat yang digunakan dalam penegakan hukum dan penelitian masalah lalu lintas.

Perangkat ini dapat berupa perangkat yang bisa dipegang dengan tangan (portabel) sehingga disebut sebagai radar gun, ataupun ditempatkan di atas mobil patroli polisi lalu lintas ataupun ditempatkan di atas jalan, untuk dua yang terakhir biasanya dilengkapi dengan kamera untuk merekam Tanda Nomor Kendaraan Bermotor/Plat nomor.

d. Pelayaran

Dalam bidang pelayaran, radar digunakan untuk mengatur jalur perjalanan kapal agar setiap kapal dapat berjalan dan berlalu lalang di jalurnya masing-masing dan tidak saling bertabrakan, sekalipun dalam cuaca yang kurang baik, misalnya cuaca berkabut.

e. Penerbangan

Dalam bidang penerbangan, penggunaan radar terlihat jelas pada pemakaian Air Traffic Control (ATC). Air Traffic Control merupakan suatu kendali dalam pengaturan lalu lintas udara. Tugasnya adalah untuk mengatur lalu lalang serta kelancaran lalu lintas udara bagi setiap pesawat terbang yang akan lepas landas (take off), terbang di udara, maupun yang akan mendarat (landing). ATC juga berfungsi untuk memberikan layanan bantuan informasi bagi pilot tentang cuaca, situasi dan kondisi bandara yang dituju. radar mempunyai kelebihan dalam komunikasi . radar yang sangat kuat dapat membantu pilot untuk melihat cuaca, layaknya pesawat terbang dan lain lain

 

8. FUNGSI RADAR

Secara umum radar menjalankan 3 fungsi utama yaitu:

1. Resolution

Merupakan fungsi radar untuk dapat memisahkan satu sinyal yang diinginkan dari beberapa sinyal hasil pantulan yang masuk ke bagian penerima dan fungsi radar untuk dapat memisahkan sinyal dari noise yang masuk ke bagian penerima. Idealnya seberapa dekat  atau  jauh  target  radar,  kecermatan  pendeteksian  harus  tetap  diperhatikan. Prinsipnya, semakin lebar bandwidth sinyal  yang disediakan  maka  akan  semakin  baik parameter resolusi, semakin jauh target radar maka dibutuhkan frekuensi kerja radar yang semakin tinggi dan semakin kecil main lobe dari antena maka pendeteksian posisi target akan semakin cermat.

2. Deteksi

Fungsi deteksi radar meliputi pendeteksian sinyal pantul dari  target radar yang diinginkan.  Namun  biasanya  sinyal  hasil  pantulan  akan  bercampur  dengan  berbagai macam sinyal yang tidak diinginkan seperti sinyal hasil gema (pantulan dari target lain) dan  noise.  Noise  dapat  dikurangi  dengan  design  penerima  radar  yang  baik  dan menggunakan sinyal transmisi dengan energi bit yang besar. Sinyal yang tidak diinginkan biasanya dapat diatasi dengan menggunakan filter dan signal processing methods.

3. pengukuran

Merupakan  fungsi  radar  yang  sebenarnya melekat  pada  akronim  Radar itu sendiri. Pada fungsi pengukuran, yang terpenting diketahui adalah kemampuan radar mengukur  parameter  pengukuran  tertentu  seperti  posisi  target  dalam  3  dimensi, velocity  vector  (kecepatan  target  dalam 3  dimensi  / koordinat),  angular  direction, vector angular velocity ( besarnya sudut dalam 2 dimensi).

 

 

9. KELEBIHAN DAN KEKURANGAN RADAR

A. Kelebihan Radar :

§ Dapat mendeteksi target yang berada ditempat yang sangat jauh.

§ Dapat mengukur jangkauan dengan cepat dan teliti.

§ Dapat bekerja ditempat gelap dan disegala cuaca dengan uap, asap, kabut, dan sebagainya.

§ Kecepatan relative dari target yang dapat diukur.

B. Kelemahan Radar :

§ Aspek resolusi yang terbatas.

§ Gambar mentah (Raw video) yang mewakili sinyal yang kembali tidak mengindikasikan sudut target (target angle).

§ Sulit untuk membedakan objek-objek yang berdekatan.

§ Kadang-kadang sinyal yang kembali palsu.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

BAB. III

PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Istilah radar diciptakan pada tahun 1941 yang merupakan singkatan dari Radio Detection and Ranging. Radar digunakan dalam banyak konteks, termasuk dalam bidang pengendalian lalu lintas udara (Air Traffic Control) maupun laut, yaitu untuk mendeteksi pesawat ataupun kapal, baik ketika berada di landasan/dermaga maupun di udara/laut.

2. Radar merupakan sistem gelombang elektromagnetik yang digunakan untuk mendeteksi, mengukur jarak dan membuat map benda-benda seperti pesawat terbang, kendaraan bermotor dan informasi cuaca / hujan.

3. Radar beroperasi dengan menyebar tenaga elektromagnetik terbatas didalam piringan antenna yang bertujuan untuk menangkap sinyal dari benda yang melintas pada daerah tangkapan sudut 20o dan 40o. ketika suatu benda masuk dalam daerah tangkapan antenna, maka sinyal yang ditangkap akan diteruskan kepusat system radar dan akan diproses hingga benda tersebut nanti akan tampak dalam monitor.

4. Radar memiliki 3 fungsi utama yaitu : resolution, deteksi dan pengukuran. Selain itu Radar bermanfaat dalam kehidupan sehari-hari terutama dalam memprediksi cuaca, bermanfaat dalam bidang penelitian, Dalam bidang penerbangan, dalam bidang militer, dalam bidang komunikasi, dalam bidang melacak kendaraan, dalm bidang pelayaran dan penerbangan.

B. Saran

Perlunya peran pemerintah dalam pemanfaatan radar di berbagai bidang agar ditingkatkan lagi sehingga dapat menjaga keamanan dan keutuhan  Negara Indonesia dalam hal pananganan bencana misalnya ketika akan terjadi gempa,  kedaulatan NKRI dan lain sebagainya. Sehingga masrayakat akan lebih waspada dan mempersiapkan diriS.

 

 

 

 

 

 

SUMBER

§ Manfaat radar dalam kehidupan : https://manfaat.co.id/manfaat-gelombang-radar diakses tanggal 16 september 2020

§ Pamungkas Wahyu. Diktat kuliah radar dan navigasi. Dalam : https://www.researchgate.net/publication/307861432_Diktat_Kuliah_Radar_dan_Navigasi diakses tanggal 16 september 2020

§ PENGENALAN TEKNOLOGI RADAR UNTUK PEMETAAN SPASIAL DI KAWASAN TROPIS : https://media.neliti.com/media/publications/182626-ID-pengenalan-teknologi-radar-untuk-pemetaa.pdf  diakses tanggal 16 september 2020

§ Radar : http://www.fisikanet.lipi.go.id/utama.cgi?fenomena&136403991 diakses tanggal 16 september 2020

§ RADAR : https://id.wikipedia.org/wiki/Radar diakses tanggal 16 september 2020

§ Tjasyono, B. 2001. Mikrifisika Awan dan Hujan. Institute Teknologi Bandung. Bandung.